PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

08 December 2019

HOMILI HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM


HOMILI HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
2Sam 5:1-3/Mzm 122:1-9/Kol 1:22-20/Luk 23:35-43

Sebuah lagu Sikka berbunyi: O Kristus Au Ratu mau niang, o Kristus Au Raja tawa tana. Kristus dinamakan Ratu dan raja, bukan seperti ratu dan raja dalam bahasa Indonesia. Kristus itu Raja semesta alam.

Umat Allah dalam Kristus, kitab Samuel berceritera bahwa bangsa Israel sebenarnya tidak punya raja seperti bangsa-bangsa sekitar. Karena Allah adalah satu-satunya raja. Kalau ada raja, bahaya bahwa raja menganggap diri dan disembah sebagai Allah. Tetapi bangsa Israel memaksa Samuel untuk mengurapi Saul menjadi raja pertama. Lalu Daud sebagai raja kedua. Dan raja yang terbesar. Lalu anaknya Salomo. Kemudian kerajaan Israel terpecah dua. Selanjutnuya hanya ada banyak raja yang kecil dan tidak kuat. Maka raja-raja dan bangsa asing datang mengalahkan raja dan bangsa Israel. Akhirnya membawa mereka raja dan rakyat Israel ke pembuangan.

Kitab Samuel berceritera bahwa bangsa Israel memilih Daud menjadi raja. Tetapi sebenarnya Allah yang memilih Daud. Karena sesudah Samuel mengurapi Daud sebagai raja, Daud mengadakan perjanjian di hadapan Allah. Artinya Daud mau memerintah sebagai raja wakil Allah.
Yerusalem adalah tempat tinggal Allah, di dalam Bait yaitu di dalam Rumah Allah, Rumah Raja. Pemazmur mengajak seluruh umat berkumpul di hadapan Tuhan raja. Untuk berdoa dan bersyukur. Untuk menerima kesejahteraan dan damai yang datang dari Allah Raja satu-satunya. Diberikan oleh Daud sebagai raja, wakil Allah.

Di dalam injil Lukas, Yesus diolok-olok sebagai Mesias. Sebuah gelar dalam bahasa Ibrani. Kristus dalam bahasa Yunani. Artinya orang yang diurapi dengan minyak. Diangkat untuk menjadi raja. Raja diangkat untuk duduk di atas takhta. Yesus diangkat sebagai penghinaan yang paling besar ke atas salib. Yesus dihina sebagai raja di salib. Tetapi Yesus adalah raja.

Ini diakui oleh seorang dari dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Orang itu minta Yesus sebagai raja untuk membawa dia masuk ke dalam Firdaus. Sepertinya hanya penjahat kedua ini yang selamat. Tetapi Yesus tidakmenyetujui kemarahan teman penjahat itu. Dengan diam saja. Lalu janji masuk ke dalam kerajaan itu pasti berlaku untuk penjahat yang lain itu. Juga semua yang menghina Yesus di bawah salib. Bahkan juga semua orang di dunia. Karena dari atas salib Yesus menjadi menjanjikan keselamatan. Janji itu dan didengar oleh semua. Dan Yesus mengharapkan agar diterima oleh semua orang.

Paulus mengajak umat Kolose untuk bersyukur kepada Bapa. Raja yang adalah Bapa memperkenankan umat untuk masuk ke dalam kerajaan Terang. Kerajaan Anak Allah Yesus Kristus. Dialah Raja yang menebus segala sesuatu dan semua manusia. Melalui salib dan kematian-Nya. Dengan itu Yesus menjadi kepala. Yesus menjadi Raja yang mengundang semua orang. Supaya swemua orang sampai membuat penuh kerajaan surga. Dan di dalam kerajaan Kristus itu semua orang mengalami kepenuhan keselamatan.

Umat Allah dalam Kristus. Allah adalah Bapa, Allah adalah Raja. Allah Bapa menyerahkan kerajaan. Yaitu seluruh alam semesta ke pada Yesus. Seluruh rakyat dan segala sesuatu dalam kerajaan itu adalah milik raja Kita adalah milik Kristus Raja . Dia mengumpulkan kita semua. Masuk ke dalam kerajaan Bapa yang kekal. Daud mengusahakan damai dan kesejahteraan seluruh rakyatnya. Dengan membuat perjanjian di hadapan Allah. Maka kita juga hendaknya tidak hanya menuntut dari pemerintah. Atau negara untuk mengusahakan kesejahteraan sandang, pangan, papan. Yaitu makan-minum, pakaian dan perumaha. Juga kesehatan daan pendidikan. Melainkan kita semua hendaknya mengusahakan semuanya. Sedapat mungkin.

Seluruh rakyat berziarah ke Bait. Yaitu Rumah Allah Raja di Yerusalem. Kita juga membantu supaya semua saudara-saudari kita. Mereka yang tidak bahkan tidak mau berkumpul bersama. Untuk bisa kembali bergabung dengan kita. Di rumah Tuhan. Kita menerima Santapan Sabda. Dan Santapan Tubuh-Darah Yesus. Lalu kita kembali ke rumah, keluarga kita. Kita sudah mampu hidup. Dan mengusahakan segala sesatu. Untuk kepentingan umum. Untuk kepentingan keluarga. Dan kepentingan kita masing-masing.

Kita juga melihat Yesus sebagai Raja di atas salib. Dengan dosa-dosa kita, hendaknya kita berseru kepada Raja di salib. Raja itu oleh penderitaan dan kematian-Nya menebus kita. Dan mengumpulkan kita ke dalam kerajaan Bapa di surga. SepertKita adalah orang yang disalibkan bersama Yesus. Kita bertobat dan menerima sakramen pengampunan dosa. Kita juga mengusahakan supaya sakramen orang sakit. Diterima oleh saudara-saudari yang membutuhkan.

Kita mengusahakan kehidupan yang rukun dan damai. Di dalam keluarga dan lingkungan hidup kita, di alam semesta. Kita mengusahakan agar kerajaan Allah bertumbuh. Dan berkembang di bawah pimpinan Yesus. Dia yang dulu hidup bersama orangtuanya di Nazaret. Dia berjalan ke seluruh Israel. Yesus raja memperhatikan kebun dan laut. Dia melihat gunug dan pohon-pohon. Yesus masuk dan keluar kampung dan kota. Yesus minta agar menjadi tempat tinggal yang layak. Bagi manusia dan seluruh ciptaan.

Kita juga berdoa untuk Gereja juga daerah yang tidak berkembang. Tempat yang menolak injil, kabar gembira. Dan penyebaran kerajaan Allah. Kita juga berdoa untuk negara-negara. Untuk bangsa yang mengaku diri ateis. Yaitu tidak punya Allah. Tidak punya agama. Dan tidak punya Gereja. Kerajaan Allah yan dipimpin oleh Yesus. Dialah Raja semesta alam. Hendaknya kerajaan Allah meliputi seluruh dunia. Dan semua orang. Roh Allah memenuhi seluruh alam semesta. Roh membuat kerajaan Allah bertumbuh. Terus berkembang di atas bumi. Untuk sampai pada kepenuhan kerajaan Allah. Kerajaan abadi di surga.



P. Simeon Bera Muda, SVD
Bild: © kath-zdw.ch


SEMINARI TINGGI SANTU PAULUS LEDALERO-PPKKS (PUSAT PELAYANAN KERASULAN KITAB SUCI ) PROVINSI SVD ENDE

HOMILI MINGGU I ADVENT


HOMILI MINGGU I ADVENT 
Yes 2:1-5 // Mzm 122: 1-9 // Roma 13:11-14a; Mat 24: 37-44

Kata bui yang dalam bahasa Indonesia berarti penjara, dalam bahasa Sikka berarti tunggu. Kita menggunakan kata Adventus dengan arti penantian. Tetapi Adventus itu kata Latin yang berarti kedatangan.

Umat Allah dalam Kristus. Di dalam Kitab Suci, khususnya yang disebut nabi Yesaya, umat tunggu Allah yang datang di Bait atau Rumah Allah di Yerusalem. Di dalam rumah-Nya itu Allah tunggu umat dari segala bangsa datang. Bangsa-bangsa itu pergi ke Yerusalem untuk tunggu Allah berikan torat yaitu pengajaran. Allah mengajar umat dengan Sabda-Nya. Umat tunggu bagaimana Allah tunjuk untuk hidup baik.
Umat juga tunggu Allah sebagai hakim yang mengadili umat. Allah akan tunjukkan salah dan benar. Terjadi bahwa umat saling buat susah, lakukan kekerasan, perang. Maka Allah ubah semua alat perang menjadi alat pertanian. Alat perang buat luka dan mati. Alat pertanian membawa hasil yang membuat hidup manusia senang seperti dialami petani-petani yang sedang siapkan kebun tunggu musim hujan.
Umat juga tunggu seperti disebut Pemazmur bahwa semua orang pergi ke Yerusalem. Umat tunggu sambil bersyukur kepada Tuhan. Umat juga terus berdoa dan tunggu sampai Allah beri damai dan kesentosaan yaitu hidup yang tidak saling ganggu antara manusia atau diganggu oleh sesuatu yang lain. Semua tunggu sebagai saudara dan sahabat yang mengharapkan kebahagiaan dari Allah yang akan dibagi di antara mereka.


Di dalam injil Matius, Yesus memberi dua contoh untuk tunggu secara baik. Bukan seperti orang-orang yang hidup bersama Nuh. Mereka tidak tunggu Allah tetapi hanya sibuk dengan urusan hidup di duia ini bahkan mungkin juga dalam dosa. Contoh kedua adalah: sebelum pembuangan, banyak orang Israel tidak tunggu Allah dalam hidup yang baik. Maka banyak yang dibawa untuk dibuang ke tanah air orang lain.

Dengan contoh itu Yesus meminta untuk berjaga. Untuk tunggu. Berjaga, tunggu di sini adalah berusaha supaya keadaan diri sungguh baik. Maka waktu musuh datang, ada yang dibawa pergi. Yaitu mereka yang tidak tunggu dengan baik. Seorang tuan rumah hanya tahu bahwa ada pencuri datang, tetapi tidak tahu kapan. Tuan rumah itu pasti menjaga miliknya supaya jangan dicuri. Tunggu itu sesuatu yang jelas karena yang datang itu pasti: pencuri atau Yesus. Tetapi sama sekali tidak jelas karena tidak tahu kapan.
Paulus menyebut kepada umat Roma bahwa tidur itu tunggu bangun lagi. Malam tunggu siang. Perbuatan kegelapan tunggu datangnya perbuatan terang. Perbuatan buruk tunggu datangnya perbuatan baik. Beberapa dosa disebut Paulus sebagai perbuatan kegelapan. Hanya merupakan sebagian kecil. Tetapi harus diganti karena tunggu datang perbuatan baik yang bisa juga disebut satu per satu. Kalau kenakan Tuhan Yesus maka Yesus menjadi senjata untuk melakukan perbuatan baik apa saja.

Umat Allah dalam Kristus. Kita mulai masa Adventus, masa penantian, waktu kita tunggu Yesus. Dulu bangsa Israel tunggu ribuan tahun. Kita menjalani masa penantian ini selama empat minggu. Allah meminta kita berkumpul sebagai Gereja. Kita datang dari tempat tinggal, tempat kerja kita masing-masing. Kita bertemu Tuhan. Tuhan mengajar kita torat yaitu segala yang baik yang membantu hidup kita. Allah wasit itu minta supaya kita hentikan segala yang mendatangkan perang. Kita mendapat Yesus sebagai perlengkapan senjata terang. Kita mendapat alat-alat untuk menghasilkan kebaikan seperti parang dan tombak sudah diubah menjadi pacul dan alat kerja kebun yang membawa hasil berlimpah.

Kita sebagai umat, saudara saudari hendaknya mengusahakan damai sejahtera untuk sesama kita. Musim kemarau berkepanjangan. Tentu ada yang susah. Perlu kita bantu. Mungkin ada keluarga atau kelompok yang tidak rukun. Kita bisa tunjukkan hidup yang rukun dan bantu merukunkan. Kita bisa seperti Nuh yang siapkan bahtera yaitu segala sesuatu yang membantu untuk kehidupan yang lebih baik. Kita tidak mengumpulkan titik-titik kejahatan yang menjadi banjir besar, air bah yang menghancurkan diri, keluarga, umat dan orang lain.

Kita juga tidak bisa membuang diri jauh dari Allah dan dari sesama, tetangga kita seperti disebut Yesus. Kita berjaga dan membantu supaya pencurian yang terjadi di mana-mana: di kampung, di kantor, di sekolah, di pasar, di kebun bisa berhenti. Dengan itu kita siap menyambut kedatangan Anak Manusia, manusia pertama yang meminta kita menunggu dengan memakai Dia, Yesus sendiri yang adalah perlengkapan senjata terang, alat untuk melakukan kebaikan.

Yesus memberi kita Santapan Sabda Allah dan Santapan Tubuh-Darah Yesus sendiri . Kita mendapat perlengkapan senjata terang. Kita kembali dan hidup di dalam keluarga dan masyarakat. Kita juga membantu saudara-saudari kita yang tidak berkumpul bersama kita, mereka yang tinggal dalam kegelapan, mereka yang tidak tunggu karena terus melakukan kejahatan seperti terjadi pada orang-orang jaman Nuh dan sebelum pembuangan. Kita mungkin alami situasi seperti dalam umat di Roma seperti disebut Paulus.

Kita mulai masa Adventus, masa penantian kedatangan Yesus yang kita rayakan waktu Natal sambil menantikan kedatangan Yesus pada parusia yaitu pada akhir jaman dalam semangat Santapan Sabda yang kita terima hari ini yang diteguhkan Yesus dalam Santapan Tubuh-Darah Yesus sendiri.


P. Simeon Bera Muda, SVD

SEMINARI TINGGI SANTU PAULUS LEDALERO-PPKKS (PUSAT PELAYANAN KERASULAN KITAB SUCI ) PROVINSI SVD ENDE

Bild: © https://www.u-t.de/ 

HOMILI MINGGU KE-2 ADVENT 2019 (IIA)

HOMILI MINGGU KE-2 ADVENT 2019 (IIA)
Jesaja 11,1-10
Mt 3,1-12.

I dalam bahasa Inggris artinya saya dalam bahasa Sikka artinya kayu. Tana Ai yaitu: wilayah timur kabupaten Sikka dengan hutan dan kayu, sedangkan bagian Sikka yang lain hampir penuh dengan kelapa.

Umat Allah dalam Kristus, Yesaya menyebut tunggul yaitu kayu yang sudah ditebang dan yang masih tinggal berdiri. Tunggul itu yang bertunas. Seperti tunas yang tumbuh dengan berbagai kebaikan, begitu juga Roh Tuhan yaitu hidup Allah membawa kebaikan yang lengkap mulai dari memulihkan alam yang rusak sejak dosa manusia pertama dan air bah. Roh Allah itu membuat binatang yang makan satu sama lain, sekarang jadi teman. Juga Roh Allah membuat manusia, semua kejahatan ditebang sehingga muncullah kebaikan yang tidak terhitung banyaknya.

Tunas itu adalah pemimpin yang menghakimi orang lemah dengan keadilan artinya orang lemah tidak lagi dibuat susah oleh orang yang kuat. Tunas itu membuat orang tertindas mengalami kejujuran artinya bukan orang salah menjadi benar sedangkan orang benar menjadi salah. Tunas itu juga menghancurkan orang fasik yaitu semua orang jahat. Maka terjadi pemulihan, pembaharuan, pertumbuhan kebaikan karena sudah ditebang semua kejahatan dan dosa alam semesta, semua binatang dan manusia.
Pemazmur menyebut bahwa raja yang adalah wakil Tuhan Allah menjadi pohon besar dari tunas itu hendaknya mengusahakan keadilan dan damai. Orang miskin, orang lemah, orang tertindas dan susah sekarang menglami pertolongan karena semua kejahatan sudah ditebang oleh Allah di bawah pimpinan wakil Allah yaitu raja.

Matius menceriterakan tentang Yohanes. Yohanes itu membaptis, mempermandikan dengan air. Yohanes menyerukan pertobatan. Pertobatan itu membiarkan Roh Allah mengubah, menebang semua yang buruk itu menjadi baik seperti di dalam Yesaya dan Mazmur. Semua orang datang minta dibersihkan dengan air. Tetapi perlu pertobatan yaitu dibersihkan dari dalam. Ada dua kelompok yang saleh dalam agama Yahudi yaitu orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka tidak boleh tetap menjadi ular biludak. Yaitu selalu buat dosa dan kejahatan. Mereka bilang mereka itu anak yaitu ben dalam bahasa Ibrani dan tidak boleh tetap jadi batu yaitu eben dalam bahasa Ibrani. Semua kejaahatan sudah ditebang dan hanya tinggal kebaikan.

Tunas yang akan datang itu membaptis dengan Roh Kudus yaitu dengan hidup Allah sendiri. Sekaligus Tunas itu membaptis dengan api yaitu menebang lalu membakar semua kejahatan dan dosa. Dengan demikian dicapai pemulihan, semua menjadi baru dan semua jadi baik. Semua yang jahat sudah dibakar sedangkan semua yang baik sudah dipulihkan.

Paulus menyampaikan kepada umat di Roma bahwa Allah beri pelajaran ketekunan dan pengharapan, juga penghiburan supaya umat sehati dan sesuara memuliakan Allah karena Bapa memberi Yesus Anak Allah menjadi tunas yang menerima semua orang: Yesus sudah menghancurkan, menebang semua dosa dan kejahatan sehingga semua orang mengalami kebaikan.


Umat Allah dalam Kristus, tunas bertumbuh perlu waktu. Kita perlu tunggu. Sambil menunggu, tunas kebaikan kita hendaknya bertumbuh. Kita membiarkan Allah memulihkan, menebang kita semua seperti Allah memulihkan alam, binatang dan manusia di dalam Yesaya dan Mazmur sehingga tidak ada lagi kejahatan di dunia. Kita mengusahakan keadilan dan kebaikan dengan menebang kejahatan dan dosa. Roh hikmat dan pengertian, pengenalan akan Tuhan, juga Roh takut akan Tuhan membantu kita membakar kejahatan itu, menebang semua dosa dan membuat tunas keaikan bertumbuh.

Kita semua sudah dibaptis. Kita sudah menerima Roh Kudus yaitu hidup Allah sendiri yang membaharui kita dari dalam. Tunas memberi kita juga api untuk membakar semua kejahatan dan dosa. Kita melihat apakah kita masih tetap batu yaitu eben atau kita sudah ditebang menjadi anak yaitu ben Abraham. Kita terus berharap selama masa Adventus ini, selama masa kita menantikan kedatangan Tunas itu. Kita menjaga kerukunan, kita bersatu hati mulai dari dalam rumah tangga kita, komunitas basis Gerejani, tempat kerja, sekolah kita. Dengan itu kita menjalani hidup agama kita dengan memuliakan Allah. Bersama Yesus Tunas itu kita menjadi pelayan bagi siapa saja. Kita membantu saudara-saudari kita yang jauh dari Allah, yang masih seperti batu, yang hidup seperti ular biludak.

Kita bersatu hati menerima Roh yaitu hidup Allah itu dan kita bersungguh-sungguh menebang, membakar kejahatan dan dosa kita masing-masing dan dosa bersama, kita membunuh ular biludak yaitu usaha untuk saling buat susah bahkan saling membunuh. Dengan itu kita bertobat dan dengan hati gembira kita siapkan jalan, kita menjalani hidup yang sederhana seperti Yohanes Pembaptis.


Kita menerima Santapan Sabda Allah dan Santapan Tubuh-Darah Yesus Sang Tunas yang membantu kita dibaptis dengan Roh Kudus dan dengan api. Dengan itu kita menebang semua kejahatan sehingga mampu menanti kedatangan kerajaan Allah, tibanya Sang Tunas yang dirindukan oleh semua orang itu.


P. Simeon Bera Muda, SVD
SEMINARI TINGGI SANTU PAULUS LEDALERO-PPKKS (PUSAT PELAYANAN KERASULAN KITAB SUCI ) PROVINSI SVD ENDE

Bild: © https://www.u-t.de/