HOMILI MINGGU KE-2 ADVENT 2019 (IIA)
Jesaja 11,1-10
Mt 3,1-12.
I dalam bahasa Inggris artinya saya dalam bahasa Sikka artinya kayu. Tana Ai yaitu: wilayah timur kabupaten Sikka dengan hutan dan kayu, sedangkan bagian Sikka yang lain hampir penuh dengan kelapa.
Umat Allah dalam Kristus, Yesaya menyebut tunggul yaitu kayu yang sudah ditebang dan yang masih tinggal berdiri. Tunggul itu yang bertunas. Seperti tunas yang tumbuh dengan berbagai kebaikan, begitu juga Roh Tuhan yaitu hidup Allah membawa kebaikan yang lengkap mulai dari memulihkan alam yang rusak sejak dosa manusia pertama dan air bah. Roh Allah itu membuat binatang yang makan satu sama lain, sekarang jadi teman. Juga Roh Allah membuat manusia, semua kejahatan ditebang sehingga muncullah kebaikan yang tidak terhitung banyaknya.
Tunas itu adalah pemimpin yang menghakimi orang lemah dengan keadilan artinya orang lemah tidak lagi dibuat susah oleh orang yang kuat. Tunas itu membuat orang tertindas mengalami kejujuran artinya bukan orang salah menjadi benar sedangkan orang benar menjadi salah. Tunas itu juga menghancurkan orang fasik yaitu semua orang jahat. Maka terjadi pemulihan, pembaharuan, pertumbuhan kebaikan karena sudah ditebang semua kejahatan dan dosa alam semesta, semua binatang dan manusia.
Pemazmur menyebut bahwa raja yang adalah wakil Tuhan Allah menjadi pohon besar dari tunas itu hendaknya mengusahakan keadilan dan damai. Orang miskin, orang lemah, orang tertindas dan susah sekarang menglami pertolongan karena semua kejahatan sudah ditebang oleh Allah di bawah pimpinan wakil Allah yaitu raja.
Matius menceriterakan tentang Yohanes. Yohanes itu membaptis, mempermandikan dengan air. Yohanes menyerukan pertobatan. Pertobatan itu membiarkan Roh Allah mengubah, menebang semua yang buruk itu menjadi baik seperti di dalam Yesaya dan Mazmur. Semua orang datang minta dibersihkan dengan air. Tetapi perlu pertobatan yaitu dibersihkan dari dalam. Ada dua kelompok yang saleh dalam agama Yahudi yaitu orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka tidak boleh tetap menjadi ular biludak. Yaitu selalu buat dosa dan kejahatan. Mereka bilang mereka itu anak yaitu ben dalam bahasa Ibrani dan tidak boleh tetap jadi batu yaitu eben dalam bahasa Ibrani. Semua kejaahatan sudah ditebang dan hanya tinggal kebaikan.
Tunas yang akan datang itu membaptis dengan Roh Kudus yaitu dengan hidup Allah sendiri. Sekaligus Tunas itu membaptis dengan api yaitu menebang lalu membakar semua kejahatan dan dosa. Dengan demikian dicapai pemulihan, semua menjadi baru dan semua jadi baik. Semua yang jahat sudah dibakar sedangkan semua yang baik sudah dipulihkan.
Paulus menyampaikan kepada umat di Roma bahwa Allah beri pelajaran ketekunan dan pengharapan, juga penghiburan supaya umat sehati dan sesuara memuliakan Allah karena Bapa memberi Yesus Anak Allah menjadi tunas yang menerima semua orang: Yesus sudah menghancurkan, menebang semua dosa dan kejahatan sehingga semua orang mengalami kebaikan.
Umat Allah dalam Kristus, tunas bertumbuh perlu waktu. Kita perlu tunggu. Sambil menunggu, tunas kebaikan kita hendaknya bertumbuh. Kita membiarkan Allah memulihkan, menebang kita semua seperti Allah memulihkan alam, binatang dan manusia di dalam Yesaya dan Mazmur sehingga tidak ada lagi kejahatan di dunia. Kita mengusahakan keadilan dan kebaikan dengan menebang kejahatan dan dosa. Roh hikmat dan pengertian, pengenalan akan Tuhan, juga Roh takut akan Tuhan membantu kita membakar kejahatan itu, menebang semua dosa dan membuat tunas keaikan bertumbuh.
Kita semua sudah dibaptis. Kita sudah menerima Roh Kudus yaitu hidup Allah sendiri yang membaharui kita dari dalam. Tunas memberi kita juga api untuk membakar semua kejahatan dan dosa. Kita melihat apakah kita masih tetap batu yaitu eben atau kita sudah ditebang menjadi anak yaitu ben Abraham. Kita terus berharap selama masa Adventus ini, selama masa kita menantikan kedatangan Tunas itu. Kita menjaga kerukunan, kita bersatu hati mulai dari dalam rumah tangga kita, komunitas basis Gerejani, tempat kerja, sekolah kita. Dengan itu kita menjalani hidup agama kita dengan memuliakan Allah. Bersama Yesus Tunas itu kita menjadi pelayan bagi siapa saja. Kita membantu saudara-saudari kita yang jauh dari Allah, yang masih seperti batu, yang hidup seperti ular biludak.
Kita bersatu hati menerima Roh yaitu hidup Allah itu dan kita bersungguh-sungguh menebang, membakar kejahatan dan dosa kita masing-masing dan dosa bersama, kita membunuh ular biludak yaitu usaha untuk saling buat susah bahkan saling membunuh. Dengan itu kita bertobat dan dengan hati gembira kita siapkan jalan, kita menjalani hidup yang sederhana seperti Yohanes Pembaptis.
Kita menerima Santapan Sabda Allah dan Santapan Tubuh-Darah Yesus Sang Tunas yang membantu kita dibaptis dengan Roh Kudus dan dengan api. Dengan itu kita menebang semua kejahatan sehingga mampu menanti kedatangan kerajaan Allah, tibanya Sang Tunas yang dirindukan oleh semua orang itu.
P. Simeon Bera Muda, SVD
SEMINARI TINGGI SANTU PAULUS LEDALERO-PPKKS (PUSAT PELAYANAN KERASULAN KITAB SUCI ) PROVINSI SVD ENDE
Bild: © https://www.u-t.de/
No comments:
Post a Comment