PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

18 December 2017

JANJI BOLOGNA

JANJI BOLOGNA I

Julia, 
Ke Bologna aku datang lagi
Ingin menjemput gerhana di petang berarak pergi
Gerhana yang kau sembunyikan di jarak hati
Berkelana dalam kerak jiwa mengendap sepi

Di Bologna engkau menanti pasti
Menggendong waktu yang kau kandung sendiri
Di rahim rindumu paling agung
Meski musim kadang mendua arti

Julia, 
kita tak pernah ingin berjalan saling memunggungi
menyeret ilusi yang meruang di kepala
mengakrabi harap yang mewaktu di detar nadi
masing-masing kita telah menjadi separuh rencana 
tentang yang ‚sana‘
Mengalir kenang purnama:
Di sana kita selalu

JANJI BOLOGNA II

Bibirmu jatuh di rel Fermata*
Digilas kereta yang lalu tiada peduli
Kau kujadikan permata 
Membias di cawan yang kuteguk dari doa-doa tuli

Melukis sudut-sudut bibir dengan ciuman
Antara puing-puing peradaban romawi 
Dan jarak kita hanya detak jantung menuju abadi
Mengecap sekerat cinta dengan lidah gemetar

*Fermata: Italia: Halte/Pemberhentian kereta atau bus.

JANJI BOLOGNA III

Julia, 
Dari Bologna aku kembali pulang membawa enggan 
Seakan hilang di jalan petak tubuh sendiri
Mencarimu di tikungan malam yang runtuh sepi
Merentang kenang antara yang sudah dan nanti

Di jalan itu
Masing-masing pergi dengan bermata hujan
Menelan jarak yang kian lebar ke lampau
Meneguk ruang-ruang sendiri bikin galau
Dan kau tetap tekun dalam semadi devosi cinta mengawan
„Engkau akan menjumpaiku setelah hujan kembali ke langit biru“ 

Roma, 13.12.2017
VL

No comments:

Post a Comment