PELITA UNTUK SOBATKU YANG MALANG
Wahai Mahakarya yang miskin harta…
engkau tercipta dari hasrat orang fasik
Wahai Mahadashyat kerakusan yang miskin karya…
engkau tercipta dari budak singgasana kehormatan
Memang, tinta emas mendengar tawa ria orang yang
laknat dengan kuasanya,
namun…
selembar kertas yang seputih salju itu berlari ke arah
kebajikannya
Ah sobatku papa yang malang…
mereka terpaksa menjual kepala mereka
untuk memberi makan hati mereka
Tenanglah sobatku papa yang malang…
titian air mata yang teredam bukanlah satu topan bisu
yang mematahkan cabang-cabang kita yang mati lunglai,
namun ia menjulurkan akar-akar kita yang hidup
semakin dalam ke dalam jiwa yang merongrong
Tenanglah sobatku papa yang malang…
biarlah mereka anggap engkau gila,
karena engkau tidak mau menjual hari-harimu demi emas,
namun anggaplah mereka gila,
karena mereka pikir hari-harimu bisa diberi harga
Wahai Guru Hak Asasi Insani…
jadilah penyambung lidah Pemerintah dan yang
diperintah,
jadilah raja tanpa kerajaan dan si miskin yang tidak
meminta-minta,
jadilah cahaya bagi sang duka dan kemelaratan,
sebab…
jika duka dan kemelaratan dilenyapkan,
apalah artinya jiwa manusia yang hanya akan menjadi
batu tulis yang hampa
Sobatku papa yang malang…
hiruplah wangi-wangian kehidupan
karena sang guru akan mendandanimu dengan harum
keadilan
*Puisi ini meraih juara IV dalam Sayembara Tahun
STFK menulis.2009
No comments:
Post a Comment