PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

23 May 2013

PELITA UNTUK SOBATKU YANG MALANG


PELITA UNTUK SOBATKU YANG MALANG

Wahai Mahakarya yang miskin harta…
engkau tercipta dari hasrat orang fasik
Wahai Mahadashyat kerakusan yang miskin karya…
engkau tercipta dari budak singgasana kehormatan
Memang, tinta emas mendengar tawa ria orang yang laknat dengan kuasanya,
namun…
selembar kertas yang seputih salju itu berlari ke arah kebajikannya
Ah sobatku papa yang malang…
mereka terpaksa menjual kepala mereka
untuk memberi makan hati mereka
Tenanglah sobatku papa yang malang…
titian air mata yang teredam bukanlah satu topan bisu
yang mematahkan cabang-cabang kita yang mati lunglai,
namun ia menjulurkan akar-akar kita yang hidup
semakin dalam ke dalam jiwa yang merongrong
Tenanglah sobatku papa yang malang…
biarlah mereka anggap engkau gila,
karena engkau tidak mau menjual hari-harimu demi emas,
namun anggaplah mereka gila,
karena mereka pikir hari-harimu bisa diberi harga
Wahai Guru Hak Asasi Insani…
jadilah penyambung lidah Pemerintah dan yang diperintah,
jadilah raja tanpa kerajaan dan si miskin yang tidak meminta-minta,
jadilah cahaya bagi sang duka dan kemelaratan,
sebab…
jika duka dan kemelaratan dilenyapkan,
apalah artinya jiwa manusia yang hanya akan menjadi batu tulis yang hampa
Sobatku papa yang malang…
hiruplah wangi-wangian kehidupan
karena sang guru akan mendandanimu dengan harum keadilan

*Puisi ini meraih juara IV dalam Sayembara Tahun STFK menulis.2009

No comments:

Post a Comment