PUSARA TAK BERNAMA
Kucipta hening
antara pusara tanpa nama
Sematkan duka
pada daging menjelma sejarah
tiada dupa mewangi
Menulis belasungkawa
di atas tumpukan tulang tak terbilang
meski engkau tak membacanya
Dan jiwaku terbantai diam
mendengar teriak minta tolong
Hati gemetar dipagut rindumu
pada nafas dibawa lari
Seakan terkubur raga dalam kelam sejarahmu
Akhhhh.....,
kupinta maaf meski selalu terlambat
Bukan hanya sejarahmu
Sejarah kita, sejarah anak cucu kita
meski tahun-tahun perkawinan dan cerai kita sudah kulupa
Tapi kita terlahir dari satu rahim sejarah
Biar tak kuulang puisi ini
Semua berakhir di atas pusara tak dikenal
Di baris doa mengenang,
dan ayat-ayat cinta mengalung
Berlin, Agustus 2011
Kucipta hening
antara pusara tanpa nama
Sematkan duka
pada daging menjelma sejarah
tiada dupa mewangi
Menulis belasungkawa
di atas tumpukan tulang tak terbilang
meski engkau tak membacanya
Dan jiwaku terbantai diam
mendengar teriak minta tolong
Hati gemetar dipagut rindumu
pada nafas dibawa lari
Seakan terkubur raga dalam kelam sejarahmu
Akhhhh.....,
kupinta maaf meski selalu terlambat
Bukan hanya sejarahmu
Sejarah kita, sejarah anak cucu kita
meski tahun-tahun perkawinan dan cerai kita sudah kulupa
Tapi kita terlahir dari satu rahim sejarah
Biar tak kuulang puisi ini
Semua berakhir di atas pusara tak dikenal
Di baris doa mengenang,
dan ayat-ayat cinta mengalung
Berlin, Agustus 2011
Foto: Makam-makam pada sebuah Museum di Berlin untuk mengenang para korban yang dibunuh (6 Juta korban) akibat kekejaman NAZI 1933-1945 |
No comments:
Post a Comment