PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

17 January 2018

LAUT DI SUDUT MATAMU

LAUT DI SUDUT MATAMU

Julia, 
tak sulit kubayangkan ada laut di sudut matamu
ingin sekali aku berlayar ke sana, ke samudera luas
di balik selaput jala, meski ombak kian buas dan angin semakin ganas 
menghantam jala-jala cinta yang kutebar dari perahu rindu
Entah suara apa yang memangilku, melaut ke matamu membiru
Mungkin matamu yang senantiasa memandang tanpa batas 

Aku tahu, engkau senantiasa memilih tak peduli
Menggaram sayat-sayat rindu, tergores di garis pantai jarak 
Membungkam ayat-ayat syahdu, menetes dari bibir lupa berkerak

Engkau mungkin tak tahu, biduk ini masih berlayar mencari 
Menyisir pantai-pantai imaji liar, berserak antara pasir dan  karang
Bersyair tentang badai-badai bertempiar, bersajak tentang air dan Padang

Julia, 
jangan kau sembunyikan laut di balik matamu
biarlah ia menjadi pelayaran kita menuju entah 
Meski nanti „bero patah pendayong“, yakin di „Ujong Aro“ kita bertemu
Meski „hati tepele tanjong“, „inga se selamanya hati torang hatu“

VL_17.01.2018

-          „Bero patah pendayong“: perahu yang patah pendayung (bdk. Lagu Vivi Nor „Kita Rela)
-          „Ujong Aro“: ujung arus (bdk. Lagu Fajar Band „Janji Ujong Aro)
-          „Hati tepele tanjong“: hati terpeleh tanjung
-          „inga se selamanya hati torang hatu“: ingatlah selalu, selamanya hati kita satu

Foto: @Künstlerin_Bettina Hilker_Künstlerplattform ShowYourArt

No comments:

Post a Comment