PAYUNG PRESIDEN
Di luar
sana bulir hujan menikam bumi
Rintik bersahut
pada sholat-sembahyang melengking
Payung dikembang
di ambang batas istana pertiwi
Di singgasana tak perlu lagi bergeming
Jalan dan lorong tak lagi kering
Digenang doa-doa yang tumpah dari hati bening
Meluap dari muara berlumut nista
Ditampung payung biru samudera
Quelle: http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-38178575 |
Angin menjentikkan orasi para ulama
Dan kami terus menghamba di kaki peradaban kian puntung
Bermunajat pada manusia setengah dewa
Sekawanan badai dihadang segera
Oleh ruas-ruas jarijari payung meregang
Payung biru masih di genggangmu
Sembari merapal ayat-ayat senandung doa
Bergetar dalam kabut nafsu kuasa penghulu
menghalau bayang-bayang makar pendahulu
Cinta pada
pertiwilah yang membuat kita bertahan dalam germis
Vianey Lein
Sankt Augustin - Mülldorf, 03.12.2016
No comments:
Post a Comment