PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

14 December 2014

Heute vor vier Jahren …


Heute vor vier Jahren …


Julia,


Die neue Kerze auf dem Adventskranz wurde angezündet

Dieses Licht heißt „Freude“, oder auf Letein "Gaude", Freut euch!

und damit sind wir in die 3. Adventswoche eingestiegen.

Zwei andere Kerzen, „Erinnerung“ und „Erneuerung“ brennen noch am Adventkranz.

An der brennenden Kerze der Freude denke ich an alle Menschen,

denen ich in meinem Leben begegnet bin,

mit denen ich mein Stück Freude geteilt habe

an alle Erfahrungen, die mir ein Stück Freude bringen

aber auch Enttäuschung und Trauer


Julia,

Heute vor vier Jahren bin ich in Köln-Bonn Flughafen angekommen.

Ich erinnere mich an diesen Moment, ja, ein Moment der Fruede über neuen Begegnungen:

Begegnung mit kaltem und trockenem Winter,

der meine Haut immer spannte,

Begegnung mit leise fallendem Schnee,

den ich zum ersten Mal in meinem Leben sah und hörte,

Begegnung mit neuer Luft und Nadelduft, die ich niemals roch,

Begegnung mit fremden Menschen von verschiedenen Ländern und Kulturen

Begegnung mit neuer Sprache, die ich manchmal nicht verstehe,

Begegnung mit Dir, als ich dich bei deinem Namen rief und sagte: „Julia, ich liebe Dich“,

Begegnung mit mir selbst… … …


Julia,

Danke für diese vier Jahre

und ich freue mich schon auf die kommmenden Begegnungen mit Dir

Dir einen schönen dritten Adventssonntag!




14.Dezember 2014

3.Adventswoche und 4 Jahre in Deutschland

Glühwein* untuk Julia

Glühwein* untuk Julia

Julia,
Minggu kemarin telah kita nyalakan lilin pertama pada karangan Advent.
Itu lilin kenangan. Dengan cahaya lilin ini, kita mengenang orang-orang yang pernah hadir dalam hidup kita, baik yang masih dalam pengembaraan di bumi, maupun yang sudah kembali pulang kepada Sang Empunya Kehidupan. Kita juga mengenang seluruh peristiwa hidup yang telah kita alami pada masa lampau. Dan dalam Momen Anamnesis ini – momen memoria, kita juga dipanggil untuk bermadah syukur atas seluruh masa lalu kita. Untuk orang-orang yang pernah hadir dalam setiap pengalaman hidup, meski itu kecil dan sederhana sekalipun, mari kita ucapkan TERIMA KASIH.

Dan hari ini kita buka pintu ke-7 pada Kalender Advent, dengan sepotong pesan yang tersemat pada aroma „Glühwein“, yang pada permukaanya kita bisa berkaca rupa. Satu lilin lagi pada karangan advent dinyalakan: lilin pembaharuan, lilin perubahan. Kita dipanggil untuk membangun jalan pada padang gurun kehidupan kita dan meluruskan padang belantara jalan raya. Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit harus diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran. Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu, tetapi Firman Tuhan yang kita imani itu tetap selamanya.

Tapi Julia,
Apa sesungguhnya Advent kita?
Apakah ketika suara yang berseru-seru di padan g gurun mulai bergema,
memantul pada dinding karang masa bodoh danketidak-pedulian?
Apakah ketika gereja-gereja membuka lebar gerbangnya untuk orang miskin dan lapar, dan memberi mereka makan?
Apakah ketika lorong-lorong di belantara kehidupan mulai diluruskan,
lembah-lembah ditutup dan yang lekak-lekuk diratakan?
Itukah Advent?
Apakah ketika luka-luka yang menyiksa dan membikin galau mulai sembuh?
Atau ketika yang tertindas dan tertekan mulai mendapat hak mereka?
Apakah ketika orang-orang yang digusur rumahnya dan para pengungsi kembali menetap di kampung halaman dan rumah mereka?
Apakah ketika liang-liang kebencian diguncang roboh
dan setiap gunung dan bukit ketamakan menjadi rata?
Atau ketika puing-puing reruntuhan menjadi rumah buat para pengungsi?
Apakah ketika planet bumi kita memiliki tempat dan ruang buat semuanya,
dan tak ada lagi yang harus mati di bawah kelaliman kuasa?
Apakah Advent itu hanya merupakan penggalan waktu dalam 24 hari sebelum Natal dan 4 minggu masa penantian seperti yang dikotbahkan para imam dan pendeta di Gereja.
Apakah ketika masing-masing kita berada dalam penantian untuk bertemu kembali, berjumpa selepas perpisahan kemarin?

Katakan padaku Julia,
Kapan sesungguhnya Advent buat aku, buat kita?
Mungkin seluruh perjalanan kisah hidup kita juga merupakan sebuah Advent!!!???
.........

Julia,
"Glühwein" (Anggur panas/hangat): Wolfgang Dirscherl/pixelio.de
Pada cangkir „Glühwein“ku, kutemukan wajah mutergambar. Tak rela aku meneguknya hingga wajahmu hilang bersama kepulan aromannya.


*Glühwein:anggur merah panas/hangat yang biasa disajikan selama masa advent, terkhusus pada pasar-pasar Natal (Weihnachtsmark). Biasanya dicampur dengan vanilla, cengkeh atau lemon. Pada suhu „minus“ seperti di Jerman (dan juga negara-negara Eropa lainnya) glühwein ini cocok untuk menghangatkan badan.

Vianney Leyn
07 Dezember 2014

KARANGAN ADVENT UNTUK JULIA


KARANGAN ADVENT UNTUK JULIA

Julia,
Bild: retter.tv Archuvbild
Udara musim dingin yang menyelinap di antara rongga-rongga hari seakan menyengat juga dinding pori-pori tubuhku, mengalir dan terus mengalir hingga membuat badan gemetar-menggigil, lalu hanya bisa terbaring di balik selimut yang sudah kusiap di akhir musim gugur. Perasaanku tentang waktu pun tak lagi menentu. Mentari sering telat menyinar pagi; suram dan padam lebih awal di ufuk barat; senja menjadi lebih cepat kelam dan gelap. Lampu pijar yang dibakar pada kumparan Atom-Nuklir itu mulai dinyalakan lebih awal di tiap rumah dan kantor tempat kerja sebelum malam jatuh pada saat yang semestinya. Kegelapan mengitari waktu. Mungkin itu baik juga buat aku untuk perlahan mengumpulkan tenaga pada lama dan gelapnya jam-jam musim dingin, hingga aku tiba pada musim berikut.

Benar,bahwa terkadang kegelapan itu tidak membuat kita tidak bisa berbuat banyak, seperti halnya ketika Listrik di kampungku begitu sering padam, lalu kami mulai menyalakan pelita atau lilin, biar bisa mengerjakan pekerjaan rumah atau belajar. Sudah tentu rongga hidung kami akan menjadi pekat dipanggang asap pelita dan lilin. Kita selalu ingin mengubah malam-malam kita menjadi siang,mengubah gelap menjadi terang.

Julia,
Advent (di Eropa), selalu hadir pada saat, dimana malam menjadi lebih panjang, hadir di saat gelap musim dingin datang menudung. Mungkin Advent menjadi peluang atau kemungkinan bagi kita untuk mencari dan menemukan pesan-pesan di balik kegelapan itu. Kita tak pernah menjumpai malam-malam yang panjang seperti saat ini pada musim-musim yang lain dalam satu revolusi planet bumi. Sesudah Natal nanti, siang akan menjadi lebih panjang, dan malam akan menjadi lebih pendek.

Julia,
Mungkin di kota lebih sulit bagi kita untuk merasakan atau mengalami kegelapan. Kesuraman atau kegelapan yang sesungguhnya itu lebih hadir di desa-desa terpencil, di dusun-dusun sunyi yang jauh dari kerlap-kerlip lampu kota dan bias-bias cahaya di sepanjang jalan raya dantrotoar, di rumah-rumah tingkat dan gedung-gedung pencakar langit. Karena itu aku ingin mengajakmu untuk keluar dari kamar kita yang penuh dengan cahaya yang terkadang menyilaukan mata. Ya, keluar ke lorong-lorong gelap bersama karangana dvent yang kurangkai dari ranting cemara dan pinus, melilit empat lilin ditepiannya. Momen ini mungkin akan menjadi malam panjang kita, dalam perjalanan menuju Bethlehem, menuju Palung Sang Bayi.

Julia, mungkin kamu bertanya, apakah kita bisa menjumpai malam-malam kita? Kita butuh keberanian dan kejujuran untuk bisa memandang sisi gelap kehidupan kita. Aku yakin, dalam kegelapan kita bisa lebih berkonsentrasi pada apa yang melekat pada diri, pada realitas yang ada disekitar kita. Kita juga akan menjadi lebih tenang dan tidak tergesa-gesa,dengan itu kita bisa memandang „kejelasan“ dan menemukan kekuatan. Kita juga akan menjumpai cahaya dan tidak hanya terus bermain dengan bayang-bayang kita sendiri.

Julia, selamat berziarah menelusuri rongga-rongga malammu. Pada karangan advent kita menyatu, dan dalam doa kita bertemu……


Selamat memasuki Minggu Advent I
Vianney Lein,

Sankt Augustin 30 November 2014