Julia,
Minggu kemarin telah kita nyalakan lilin pertama pada karangan Advent.
Itu lilin kenangan. Dengan cahaya lilin ini, kita mengenang orang-orang yang pernah hadir dalam hidup kita, baik yang masih dalam pengembaraan di bumi, maupun yang sudah kembali pulang kepada Sang Empunya Kehidupan. Kita juga mengenang seluruh peristiwa hidup yang telah kita alami pada masa lampau. Dan dalam Momen Anamnesis ini – momen memoria, kita juga dipanggil untuk bermadah syukur atas seluruh masa lalu kita. Untuk orang-orang yang pernah hadir dalam setiap pengalaman hidup, meski itu kecil dan sederhana sekalipun, mari kita ucapkan TERIMA KASIH.
Dan hari ini kita buka pintu ke-7 pada Kalender Advent, dengan sepotong pesan yang tersemat pada aroma „Glühwein“, yang pada permukaanya kita bisa berkaca rupa. Satu lilin lagi pada karangan advent dinyalakan: lilin pembaharuan, lilin perubahan. Kita dipanggil untuk membangun jalan pada padang gurun kehidupan kita dan meluruskan padang belantara jalan raya. Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit harus diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran. Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu, tetapi Firman Tuhan yang kita imani itu tetap selamanya.
Tapi Julia,
Apa sesungguhnya Advent kita?
Apakah ketika suara yang berseru-seru di padan g gurun mulai bergema,
memantul pada dinding karang masa bodoh danketidak-pedulian?
Apakah ketika gereja-gereja membuka lebar gerbangnya untuk orang miskin dan lapar, dan memberi mereka makan?
Apakah ketika lorong-lorong di belantara kehidupan mulai diluruskan,
lembah-lembah ditutup dan yang lekak-lekuk diratakan?
Itukah Advent?
Apakah ketika luka-luka yang menyiksa dan membikin galau mulai sembuh?
Atau ketika yang tertindas dan tertekan mulai mendapat hak mereka?
Apakah ketika orang-orang yang digusur rumahnya dan para pengungsi kembali menetap di kampung halaman dan rumah mereka?
Apakah ketika liang-liang kebencian diguncang roboh
dan setiap gunung dan bukit ketamakan menjadi rata?
Atau ketika puing-puing reruntuhan menjadi rumah buat para pengungsi?
Apakah ketika planet bumi kita memiliki tempat dan ruang buat semuanya,
dan tak ada lagi yang harus mati di bawah kelaliman kuasa?
Apakah Advent itu hanya merupakan penggalan waktu dalam 24 hari sebelum Natal dan 4 minggu masa penantian seperti yang dikotbahkan para imam dan pendeta di Gereja.
Apakah ketika masing-masing kita berada dalam penantian untuk bertemu kembali, berjumpa selepas perpisahan kemarin?
Katakan padaku Julia,
Kapan sesungguhnya Advent buat aku, buat kita?
Mungkin seluruh perjalanan kisah hidup kita juga merupakan sebuah Advent!!!???
.........
Julia,
"Glühwein" (Anggur panas/hangat): Wolfgang Dirscherl/pixelio.de |
*Glühwein:anggur merah panas/hangat yang biasa disajikan selama masa advent, terkhusus pada pasar-pasar Natal (Weihnachtsmark). Biasanya dicampur dengan vanilla, cengkeh atau lemon. Pada suhu „minus“ seperti di Jerman (dan juga negara-negara Eropa lainnya) glühwein ini cocok untuk menghangatkan badan.
Vianney Leyn
07 Dezember 2014
No comments:
Post a Comment