PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

01 February 2018

Kepada Bulan

Kepada Bulan

Baru saja kita berjumpa di halaman buku harian
Kemarin tanpa pamit engkau pergi
Karena aku masih bersetebuh dengan sisa angka di kamar waktu
Dan hari ini engkau mengirimkan aku undangan pernikahan 
Entah yang ke berapa, waktuku tak mencatat pasti

Di Timur anak-anak bumi telah menanti
Melihat pernikahanmu dengan matahari
Tak ada dari mereka yang mempersoalkan apa agamamu, 
dari mana asal-usulmu dan apa kelaminmu (?)

Dan mereka terkagum-kagum 
Melihatmu bersetubuh dengan dewa atau dewi matahari itu
Di atas ranjang kabut beludru
Di balik selimut malam menudung restu
Dengan cinta yang berdarah-darah
Menetes jatuh ke kubah Mesjid yang patah sabitnya
Ke atap menara Gereja yang terbakar lengan salibnya
Ke pucuk-pucuk Pura yang gugur candinya
Ke Vihara dengan patung-patung Budha yang terpenggal
Ke tiang-tiang gapura Litang tercoreng „Baal“

Ternyata cinta itu lebih indah, ketika ia dinikmati dalam gelap 
saat mata hanya meraba yang telanjang: 
aku dan kamu: manusia tak bersayap,
ujar seorang pengkhotbah dalam sembahyang

Rembulan, kapan kau kembali
Melunasi janji-janji di awal jumpa
Menjemput hari-hari yang sarat oleh rindu
Mencari surga yang hilang 
Tempat kami bermain dengan telanjang
seperti Adam dan Hawa

VL_31.01.2018
Super Blue Blood Moon (Courtesy of Youtube)

No comments:

Post a Comment