Adakah yang lebih geram
Selain angin bulan Januari
Ditelanjangi bulir-bulir birahinya
Kepada pohon-pohon yang meranggas d(g)aunnya
Meremas-remas badai di selangkangan
Kepada bunga-bunga kampung perawan
meliuk-liuk puting (beliung) yang seksi
menggusur dalam bagai gasing
di kamar-kamar gelap
Adakah yang lebih licik
Dari angin bulan Januari
Ditinggalkannya jejak-jejak puing reruntuhan
Tergeletak bisu di atas jalan itu
Adakah yang lebih gila
Dari angin bulan Januari
Melucuti segala topeng penuh luka
Melumat bibir bibir berbelit dusta
Lari terbirit-birit keluar masuk rumah yang sakit lambungnya
Karena pondok-pondok persalinan sudah patah kakinya
Menopang lumbung-lumbung yang kemarau
Adakah yang lebih nafsu
Dari angin bulan Januari
Ditidurinya rumah-rumah
Dan pohon-pohon di sepanjang jalan?
VL_30.01.2018
*bdk. Puisi Sapardi Djoko Damono „Hujan bulan Juni“
Ilustrasi Gambar: Pixabay |
No comments:
Post a Comment