PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

01 August 2017

BALADA PELAUT

BALADA PELAUT

Layarkan mimpi pada angin
Hingga tidur terasa asin di buritan dingin
Dan laparmu berenang di riak-riak samudera batin
Mencari-cari seperti ikan 
Tak lagi punya terumbu karang untuk kawin

Terkapar di antara angin-gelombang memanggil-manggil
Lelah mengeja bintang yang sulit diterjemahkan dengan bibir batil
Apalagi di rumah laut yang telah lama degil

Cinta akan bidukmu, menenggelamkan raga
Menyeberang jarak rindu dari dermaga ke dermaga
Karena hidup adalah persinggahan yang sementara
Menuju muara tak terkira (!?)

Meski pasang-surut kadang tak mesra
Hidup tak hanya berlabuh saja di semesta
Menebar jala untuk gurita

Hingga biduk penuh dusta, karena mata jaring telah menjadi buta
Dan aku terkenang pada Guru berseru:
„… jadilah penjala manusia“
Yang sabdanya membatu di karang penjuru

01.   August
Foto: kireinabilqisty.com