Kepada Soe Hok Gie
Masih tersisa angin nafasmu terengah
Mengurai kabut di puncak monas
Penuh luka terkelupas
Tak lagi biru seperti tulismu dulu
Hendak ditumbang hari-hari yang buram
Menimpa jalan puncakmu dituju
Ach Gie, sekali lagi
„masa itu kembali datang“ mencengkram
Mengalir di lambung-lambung lapar mendekam
Lantas hanya menguyah ayat-ayat suci
Dimuntahkan ke wajah-wajah peradaban lalim
Pendakian ini lebih kejam dari Semeru
Tak ada rimba yang dicumbu, hanya jejak yang terus diburu
Tak ada lembah yang ditunduk, hanya sendiri yang memunggung
Tak ada sejuk yang dibelai, hanya dendam yang telah mematung
Puncak monas masih menjunjung kabut mendung
VL
No comments:
Post a Comment