PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

15 February 2016

DI GERBANG BIARA


DI GERBANG BIARA

Kutinggal jejak-jejak rindu

Di ubin tua dan lantai kayu

Ijinkan kaki menjengukmu lagi

Membaca separuh puisi

Di kerah jubah dan ensyklopedi

Kubawa debumu pada alas sepatu

Dan sandal jepit

Biar membatu di serat jiwa berbelit

Melangkah lagi tak terbirit-birit

Hidup ini mencari selalu

 

Sankt Augustin, 01 November 2015

 

Terima Kasih untuk lembaga formasi calon imam, yang adalah rumah bagi saya untuk dibentuk dan membentuk diri, rumah untuk belajar memahami arti siang dan malam, menerima masalalu-menyadari masa kini-menangkap mimpi masa depan:


Seminari San Dominggo Hokeng - Flores - NTT
Seminari San Dominggo Hokeng, lembah subur di kaki gunung Lewotobi. Empat tahun aku menghirup udara dinginnya dan bersetebuh dengan harum kembang kopi, hingga “benih-benih” 5S-nya yang telah disemaikan dalam diriku bisa berkecambah-bertunas: Sanctitas (kesalehan), Scientia (kecerdasan intelektual), Sanitas (kesehatan), Sapientia (kebijaksanaan), Solidaritas (kesetiakawanan).  Hokeng, terima kasih untuk cintamu.


Novisiat SVD Sang Sabda Kuwu - Ruteng - Flores - NTT
Novisiat SVD Sang Sabda Kuwu – Ruteng dengan gema Areopagus-nya yang terus menantang aku dalam pijar-pijar spiritualitasnya: „Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya, alangkah dashyatnya tempat ini”. Kuwu, engkau memang sungguh dasyat, tapi bukan karena aku tidak mengetahui, bahwa Tuhan ada disitu, tetapi karena aku menjumpai Tuhan di sana.


Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero - Maumere - Flores, NTT
Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Bukit Sandar Matahari, yang menggugat eksistensi sebagai manusia untuk terus bertanya, karena itulah hakekat berfilsafat: bertanya dan terus bertanya. Dan seorang filsuf tidak boleh pernah merasa puas dengan setiap jawaban. Ledalero menjadi bukit pergulatan dan pergumulan dengan gugusan-gugusan pemikiran filosofis mulai dari Filsuf Yunani Kuno Thales dan Miletos hingga Frederich Nietzsche, Derida, Habermas, dan deretan nama besar filsuf lainnya.  Di atasnya terbentang horison filosofis mahaluas. Cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Ledalero, terima kasih karena aku boleh mencintai kebijaksanaanmu (Filsafat: Phillia: Cinta Sophia: kebijaksanaan). Tiga setengah tahun lamanya kita menjalin cinta di bukit sandar matahari.


Missionspriesterseminar SVD Sankt Augustin - Jerman
Missionspriesterseminar SVD Sank Augustin - Jerman: lebih lama aku menghuni rumah ini, di tanah kelahiran Sang Pendiri Tarekat SVD, Santo Arnoldus Janssen. Di rumah yang berpelindungkan Santo Agustinus, sang uskup dan pujangga gereja, lima tahun lamanya aku terbakar rindu akan Tuhan: “Unruhig ist unser Herz, bis es ruht in Dir”, hatiku tidak tenang sebelum ia beristrahat dalam Engkau, ya Tuhan. Kampung kecil Sankt Augustin menjadi “Stadt Gottes”, Kota Allah, tempat aku membakar rindu pada sumber cahaya maha cahaya.

Untukmu semua, terima kasih.

15 tahun dalam lembaga formasi ini bukanlah rentang waktu yang singkat. Separuh puisi hidup kutulis pada dinding-dinding indah rumah-rumah ini karena usiaku saat meninggalkan biara adalah 30 tahun. Karena itu, ijinkan aku merindumu, terlebih ketika doa-doaku terasa kian sepi. Meski cinta ini tak selesai, tapi biarlah rindu ini tetap tertambat di gerbangmu.

Dari yang pernah jatuh cinta pada kalian semua

Vianey Lein

 

No comments:

Post a Comment