Julia,
Memandang samudramu lepas
Menghempaskan Bola mataku pada pencaharian tiada akhir
Mengecap biru lautmu
Bagai menggaram luka yang belum kering
Mendulang hempasan busa gelombangmu
Aku terhempas di tepian
Lalu Hanya kutulis namamu di hamparan pasir
Tapi seketika dilumat ombak di bibir pantaimu....
Sekali lagi kupanggil namamu dari bibir ingatan yang kian melepuh
Julia,
Di Ostia kita dibaptis dalam kasih
Ketika Rasul Paulus menebar jala di di tepian dermaga
Paulus, yang minggu kemarin menuliskan kita sepucuk surat kasih:
"hendaklah kamu saling mengasihi. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
Di Ostia kita ceburkan diri,
Berbaring-berjemur di hamparan pasir putih
Sembari memandang senja yang perlahan tenggelam dengan warna lembayung paling agung
Di Ostia kita belajar meratap
Bersama Santo Agustinus, yang juga adalah sastrawan itu,
Ketika kehilangan Sang Bunda Monika di buritan Kapal
Lalu kita bernyanyi bersama ombak:
"Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia"
Di Ostia kita belajar mencinta
Di Ostia kita berujar setia
Di Ostia kita 'kan bersua
Di tepi pantai Ostia,
11 September 2014
VianneyL
No comments:
Post a Comment