PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

03 May 2010

IBADAT ARWAH


IBADAT ARWAH
(Habbi, 14 Maret 2010)

I. RITUS PEMBUKA

01. Lagu Pembuka
Ant: Aku inilah kebangkitan dan kehidupan.
Barang siapa percaya padaku, akan hidup biarpun sudah mati. dan barang siapa hidup serta percaya padaku, tidak akan mati selama-lamanya.
02. Tanda Salib (†)
P: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya
03. Kata Pembuka
Kematian bukan sesuatu yang hanya mengakhiri hidup kita, bukan saja merupakan saat terakhir hidup kita, melainkan seluruh hidup kita sejak saat pertama sudah diwarnai oleh kenyataan bahwa kita akan mati. Bahwa kita akan mati, itu merupakan sebuah kenyataan yang paling pasti di dalam hidup kita. Hidup kita di dunia bukanlah hidup tetap yang tidak berakhir, melainkan hidup yang pada awalnya menuju kematian. Maka kematian mewarnai seluruh hidup kita.
Jika kematian mewarnai seluruh hidup kita, maka pengertian kita tentang kematian akan mempengaruhi pengertian kita tentang hidup dan juga caranya kita menjalankan hidup itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa dengan realitas kematian, hubungan kita dengan mereka yang sudah meninggal tidaklah berakhir pada titik kematian itu. Semua kita yakin bahwa kita yang hidup masih memiliki relasi cinta dengan semua mereka yang telah meninggal. Dalam simpul keyakinan yang satu dan sama itulah, pada malam hari ini semua kita berkumpul di tempat ini untuk mendoakan keselamatan arwah Suami, Ayah, Opa, Saudara kita tercinta Daniel Lio. Sayap-sayap kematian yang telah membawanya pergi dari tengah-tengah kita sama sekali tidak memutuskan ikatan cinta kita dengan Almahrum. Untaian doa kita yang mengalir bersama angin malam ini akan mempertemukan kita dengan Almahrum pada salib Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya bagi kita.
Agar segala ujud dan permohonan pada malam ini berkenan di hadirat Allah, maka marilah kita melengkung ke dalam diri, memeriksa batin, menyesali segala salah dan dosa seraya memohon kerahiman Tuhan.

Saya mengaku..........................................................................................................................
04. Kirye
P: Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U: Amin



05. Doa Pembuka
P: Marilah berdoa
Ya Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkaulah Tuhan atas kehidupan dan kematian semua ciptaan-Mu. Engkau menciptakan manusia dan memberi manusia kesempatan untuk menjalani hidup yang sementara di dunia ini. Bapa telah mengutus Yesus Kristus untuk kami. Dia telah rela menderita dan wafat di Salib demi menebus dosa-dosa kami. Bapa juga telah membangkitkan Yesus dari kematian sehingga kuasa kegelapan dosa dan kematian dihancurkan-Nya. Berilah juga rahmat belaskasihan-Mu kepada hamba-Mu Daniel Lio yang telah meninggal dan perkenankanlah dia bangkit serta mengambil bagian dalam kebahagiaan di Surga. Demi Yesus Kristus putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa.
U: Amin

II. SANTAPAN SABDA

06. Bacaan
Teks : 1 Tes. 4:13-18
Yoh14:1-6
Bait pengantar Injil
Terpujilah Kristus Tuhan raja mulia dan kekal
08. Renungan Singkat
09. Credo (daras)
10. Doa Umat
Saudara-saudari, Allah Bapa telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati dan akan membangkitkan juga tubuh kita yang fana ini. Marilah kita dengan penuh iman dan harapan menyampaikan doa-doa permohonan kepada Tuhan.
1. Bagi Ayah, Suami, Opa Daniel Lio yang telah meninggal.
Ya Allah, Engkau telah melepaskan ketiga pemuda dari tengah-tengah api, bebaskanlah arwah mama kami yang tercinta ini dari hukuman dosa. Berikanlah dia hidup kekal sebagaimana Engkau sudah berikan kepada para bapa dan ibu bangsa Israel dan semua orang yang percaya kepada Yesus. Marilah kita mohon…..
2. Bagi keluarga yang ditinggalkan.
Ya Allah, Engkau telah mengutus malaikat untuk memperkuat Putera-Mu dalam sakratul maut, hiburkanlah keluarga dari almarhum ini dengan kekuatan dan penghiburan iman serta berkat berlimpah bagi usaha dan karya mereka setiap hari. Marilah kita mohon…….
3. Bagi semua orang yanng sudah meninggal.
Allah orang-orang hidup dan mati, Engkau membangkitkan Yesus dari antara orang mati, bangkitkanlah semua orang yang sudah meninggal, dan terimalah mereka dalam kemuliaan abadi di Surga. Marilah kita mohon…….
4. Bagi kita yang hadir di sini.
Bapa penyelenggara, Engkau telah memberi kami Sabda kebenaran dan roti kehidupan yang turun dari Surga, sebagai bekal dalam perjalanan hidup kami di dunia ini. Anugerahilah kami Roh kekuatan dan ketekunan untuk tetap setia mendengarkan Kristus dan tekun mengamalkan kasih-Nya sebagai jaminan kehidupan surgawi kami. Marilah kita mohon……..

P: Ya Tuhan itulah doa-doa kami yang sempat kami ujudkan pada kesempatan ini, sudilah Engkau mendengarkan doa dan permohonan kami. Demi Kristus Tuhan kami.
U: Amin

III. DOA ROSARIO (1 Peristiwa & diawali dengan LAGU Maria)
Saudara-saudari terkasih, di dalam peristiwa Rosario ini kita mengenangkan PERISTIWA GEMBIRA
Marilah kita berdoa kepada Allah dengan pengantaraan Bunda Maria semoga jiwa Opa Daniel Lio ini memperoleh kegembiraan di dalam rumah Bapa.
(1 X Bapa Kami, 10x Salam Maria, Kemuliaan, dan Ya Yesus yang baik)

IV. RITUS PENUTUP
11. Doa Penutup
P: Marilah berdoa
Ya Allah yang mahakudus dan mahabaik, Engkau telah meneguhkan iman kami yang lemah ini dengan santapan Sabda-Mu. Kami mohon, bantulah kami dalam ziarah hidup kami. Semoga Allah Bapa memberi rahmat cinta dan Yesus Kristus tinggal bersama kami serta Roh Kudus menuntun langkah hidup dan usaha kami. Semoga dalam penyelenggaraan-Mu ya Allah Tritunggal kami dapat hidup seturut kehendak-Mu. Doa ini kami ujudkan kepada-Mu ya Allah Bapa dengan perantaraan Yesus Kristus dan dalam persatuan dengan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
P: Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa, dan menghantar kita ke hidup kekal.
U: Amin
P: Saudari-saudari sekalian,
dengan ini ibadat memperingati 40 hari kematian Opa Daniel Lio telah selesai. Marilah kita pulang sambil membagikan cinta Tuhan.
U: Syukur kepada Allah
12. Lagu penutup
***





Vianney Leyn
Nita Pleat

IN MEMORIAM OPA DANIEL LIO



RENUNGAN 40 MALAM OPA DANIEL LIO

Habbi, 14 Maret 2010



KATA PEMBUKA

Kematian bukan sesuatu yang hanya mengakhiri hidup kita, bukan saja merupakan saat terakhir hidup kita, melainkan seluruh hidup kita sejak saat pertama sudah diwarnai oleh kenyataan bahwa kita akan mati. Bahwa kita akan mati, itu merupakan sebuah kenyataan yang paling pasti di dalam hidup kita. Hidup kita di dunia bukanlah hidup tetap yang tidak berakhir, melainkan hidup yang pada awalnya menuju kematian. Maka kematian mewarnai seluruh hidup kita.

Jika kematian mewarnai seluruh hidup kita, maka pengertian kita tentang kematian akan mempengaruhi pengertian kita tentang hidup dan juga caranya kita menjalankan hidup itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa dengan realitas kematian, hubungan kita dengan mereka yang sudah meninggal tidaklah berakhir pada titik kematian itu. Semua kita yakin bahwa kita yang hidup masih memiliki relasi cinta dengan semua mereka yang telah meninggal. Dalam simpul keyakinan yang satu dan sama itulah, pada malam hari ini semua kita berkumpul di tempat ini untuk mendoakan keselamatan arwah Suami, Ayah, Opa, Saudara kita tercinta Daniel Lio. Sayap-sayap kematian yang telah membawanya pergi dari tengah-tengah kita sama sekali tidak memutuskan ikatan cinta kita dengan Almahrum. Untaian doa kita yang mengalir bersama angin malam ini akan mempertemukan kita dengan Almahrum pada salib Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya bagi kita.

Agar segala ujud dan permohonan pada malam ini berkenan di hadirat Allah, maka marilah kita melengkung ke dalam diri, memeriksa batin, menyesali segala salah dan dosa seraya memohon kerahiman Tuhan.





RENUNGAN:


NN……..

Hidup manusia adalah sebuah garis panjang, yang bermula pada titik awal pecah tangisan kelahiran dan mengerucut pada klimaks alur sebuah narasi kehidupan, yakni pada episode kematian. Kelahiran dan kematian adalah bagian integral dari hidup manusia, kelahiran adalah sebuah kemungkinan (karena boleh jadi seorang bayi dilahirkan dalam keadaan yang tak bernyawa), namun kematian adalah sebuah kepastian. Semua kita pasti kelak mengalaminya.

Di sepanjang garis kehidupan yang menghubungkan titik awal kelahiran dan titik akhir kematian, kisah hidup kita dirangkai dalam satuan waktu: masa lalu, masa kini, dan masa akanan atau masa depan. Dalam situasi kekinian, kita mengenangkan masa lalu kita sambil merangkai asa untuk merajut masa depan atau masa akanan yang selalu datang membayang. Dan dalam kehidupan kita, ada aneka memoria atau kenangan yang selalu kita rayakan atau peringati: rayakan HUT kelahiran, HUT pernikahan, HUT pentahbisan, HUT hidup membiara, dan aneka momentum bersejarah lainnya yang memberi arti tersendiri bagi hidup kita (bahkan ada juga momentum tertentu yang diusahakan sekian untuk dipestakan)

NN……

Malam hari ini sesungguhnya merupakan malam penuh kenangan, malam memoria, malam dimana kita mengenangkan genap 40 hari kepergian Suami, Ayah, Opa tercinta, Daniel Lio tetapi serentak dalam rajutan iman yang satu dan sama kita mengenangkan 40 hari opa Daniel Lio hidup di dunia seberang. Kita yakin, Opa Daniel Lio tidak hanya meninggal 40 hari yang lalu, tetapi juga genap 40 hari hidup di dunia seberang.

Realitas kematian yang kita alami selama ini tentunya menghantar kita kepada sebuah pengakuan bahwa hidup manusia tidaklah dirancang sebegitu rapih: lahir, masa kecil atau anak-anak yang penuh dengan cerita lucu, masa remaja yang penuh romantis, masa dewasa yang penuh dengan perjuangan karier dan tantangan, dan masa tua yang selalu sakit karena tubuh rapuh dan keropos, dan akhirnya terkubur dalam tanah. Tidaklah demikian adanya, karena seseorang bisa mengalami hidupnya yang sedemikian singkat, lahir dan langsung meninggal, atau ketika sedang menikmati masa remaja yang penuh romantis, seseorang dapat dibawa pergi dari kebersamaan itu. Tidak harus dan tidak mutlak bahwa setiap manusia harus melewati tahap-tahap hingga masa tua sebelum ajal menjemput. Kita manusia menjadi tak berdaya ketika sayap-sayap sakratul maut datang menjemput dan kafan hitam menudung. Kematian tidak meminta persetujuan, kompromi ataupun lobi seperti pengambilan sebuah keputusan oleh wakil-wakil rakyat kita di gedung DPR. Meskipun kata pemazmur: “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan delapan puluh tahun jika kami kuat”. Itulah kematian, meskipun merupakan sebuah kepastian, artinya semua kita tentu mengalaminya, namun serentak menyimpan misteri yang sulit dijejaki, karena setiap kita tidak tahu dengan pasti: kapan, di mana, dan bagaimana kita akan mati. Inilah paradoks kematian, yang tadinya adalah sebuah kepastian, kini menjadi tidak pasti.

NN…..

Pengalaman kematian senantiasa dihubungkan dengan surga, neraka, dan api penyucian? Seorang atheis pernah bertanya kepada St. Agustinus: “apakah anda sungguh percaya bahwa surga atau neraka itu ada? Jawab Agustinus secara tegas: “siapa yang tidak percaya surga, dialah orang pertama yang dicampakan ke dasar neraka; dan siapa yang percaya akan adanya neraka, dialah orang pertama yang masuk surga.

Surga berarti keadaan rahmat mencapai kesempurnaannya yang definitif, kesempurnaan akhir dan abadi. Surge, firdaus, paradiso, atau dalam bahasa Injil Yohanes tadi, Rumah Bapa, merupakan dialog cinta, komunikasi mendalam dengan Allah dan di antara kudus. Surge adalah persaudaraan sempurna semua orang kudus brsama Kristus di dalam rumah bapa,dalam ikatan Roh Kudus.

Beberapa lukisan dalam Kitab Suci menggambarkan surga sebagai suatu kenyataan sosial. Wahyu Yohanes menggambarkan surga sebagai kota Allah, atau sebagai sebuah perjamuan pesta perkawinan sebagaimana yang digambarkan penginjil Matius dan Lukas. Semua gambaran itu menekankan aspek sosial. Kita akan bersama-sama menikmati surga, dan kenikmatan itu tidak lain selain dari persaudaraan sempurna. Itu berarti bahwa di mana kita berhasil di dunia ini untuk menabur cinta persaudaran, di situ surga mulai bersemi.

Sementara itu, keadaan di mana tidak ada cinta dan komunikasi, itu adalah neraka. Neraka berarti manusia berada di dalam isolasi total, terkurung di bawah cadar egoisme tanpa kontak positif dengan orang lain, hanya membenci dan menolak orang lain. Yesus sendiri dengan jelas berbicara mengenai neraka itu dalam pelbagai perkataan:

Siapa yang berkata jahil, harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala (Mat 5:22). Atau jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Mat. 2:29).

Di sini Yesus tidak berbicara tentang neraka sebagai informasi mengenai satu pokok yang menarik, tetapi untuk mendorong dan mendesak agar orang bertobat dan menerima Kerajaan Allah. Yesus mengemukakan kemungkinan yang negative untuk mendesak ke arah yang positif. Dan bila tubuh kita yang cacat karena dosa bertemu dengan Tuhan dan cinta-Nya yang mahamurni, maka terjadilah pengadilan dan pembenaran, semacam proses penyembuhan, di dalam segala sesuatu yang tidak berasal dari cinta dihanguskan dalam api cinta ilahi sehingga kita menjadi murni. Itulah api penyucian.

Saya berkenalan dengan Opa Daniel sejak tahun 2007 dan saya sering datang ke rumah ini. Ketika datang ke rumah ini, saya biasanya langusung ke dapur (sekarang sudah dibongkar) untuk bertemu dengan Opa Daniel, atau sering saya sapa Opa Anjo. Terkesan kami begitu akrab dan almahrum juga merasakan hal yang sama meskipun saya tidak bisa menangkap arti dan makna dari setiap ucapannya dalam bahasa Sikka, (maka saya selalu meminta bantuan Mama Ungsu atau Tanta Dewi untuk menerjemahkannya untuk saya, karena cucunya Christo Sans juga masih jatuh bangun dengan bahasa Sikka) Tetapi dari ekspresinya saya melihat bahwa kami sungguh akrab: sering dia tertawa, mengangkat tangan dan memukul bahu saya, tetapi juga mengambil sapu tangan dari saku bajunya untuk menyeka air matanya. Beliau menangis………... Dan di akhir setiap pembicaraan kami dan hendak pamit untuk pulang, beliau selalu berpesan dan terus berpesan: berdoa dan Opa juga berdoa untuk kamu. Saya hanya sanggup menangkap satu kata NGAJI.

NN……

Opa Anjo adalah seorang yang setia dalam doa, bahkan di saat-saat akhir hidupnya, dia masih berdoa meskipun tangan sudah ditusuk jarum infus.

Yesus sendiri pada awal jalan deritanya juga bergumul dengan rasa kemanusiwiannya di taman Getzemani. Yesus berdoa: Bapa, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi bukannya kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu yang terjadi; bahkan sampai di palang salib pun Dia masih berdoa bagi penjahat yang bertobat: Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Di taman Getzemani pun Yesus juga mengingatkan para murid untuk setia berdoa ketika ia mendapati para murid sedang tidur: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan!”.

Mari kita bersama mendoakan keselamatan arwah Opa Daniel Lio, juga bagi kita sendiri agar kelak kita semua bersatu dalam komunitas surgawi.

Di akhir akhir renungan malam ini izinkan saya membacakan bait-bait puisi dari seorang penyair kepunyaan negeri ini.


POTRET KAKEK

Sorot matanya, matahari kehidupan

Menyapu bukit-bukit berombak pertempuran

Dan kerut dan keriput yang ramai bergolak

Berjejak dalam dan akhirnya teduh

Di wajahnya dunia kita sekarang membeku

Lautan senja yang tenang membisu

Berbatu tapal perempuan dan kesetiaan

Lambang kesuburan hidup dan derita

Di ujung senandungnya yang penghabisan

Tuntutan yang indah bagi anak cucu

Terdengar kisah-kisah yang penuh kerinduan

Lagu-lagu bersahaja yang membuka dan menutup sejarah

Langkah-langkahnya yang sarat pertanyaan

Tak pernah menunggu jawaban

Peta pencarian tak kenal lelah

Tanpa pertaruhan menang ataupun kalah***

Vianney Leyn---Nice Place