Di danau ini aku belajar memeluk gelombang
Digulungnya lembar- lembar rindu yang belum tuntas kau baca
Di danau ini aku belajar mencium bibir pantai
Ditinggalkan basah pada jantung karang
Di danau ini aku belajar memandang jejak-jejak ombak yang silam
Diciptanya jarak-jarak tanpa alamat
Kepadanya tanganku melambai lesu
Di danau ini aku belajar mendengar angin
Dihanyutkan nama dan salammu antara buih-buih mencengkeram
Di danau ini aku belajar menyusuri wajahmu berpasir
Tergores kenangan demi kenangan
Di danau ini aku belajar menggaram duka
Diiris pisau jarak menembus rusuk-rusuk karang
Di danau ini aku belajar menebar jala
Yang pernah kita sulam di Simarjarunjung
Menabur kembang yang kita tanam di Sapo Juma Tongging
Di danau ini aku belajar mencintai badai yang menyimpan tangis
Mengerang di dasar rumahmu abadi
Mengegenang di jalan samudera menuju sana
Menggetarkan batu-batu rindu
Melengking ayat-ayat doa yang tercecer di buritan hidup:
Requiem aeternam dona eis, Domine,
et lux perpetua luceat eis.
Sankt Augustin, 02 Juli 2018
Foto: FB_Birgaldo Sinaga
No comments:
Post a Comment