Julia,
Minggu
kemarin aku mencari wajahmu di deretan bangku jati dan mahoni
Di
anak-anak tangga dan ubin menuju altar terus kupanggil namamu
Aku
mencari suaramu di mimbar kayu dan halaman-halaman kitab
Merunut
jejak-jejak jubahmu yang mewangi di lintas perarakan menuju ruang sempit
sakristi
Lalu
menunggu di kamar pengakuan, tempat paling intim kita:
Ketika
aku menelanjangi diriku di atas ranjang matamu yang maha luas
Berbaring
di rahim bibirmu yang selalu siap melahirkan aku kembali di setiap jalan menuju
pulang
Dan
engkau mulai meraba setiap lekak lekuk tubuhku
juga
punggungku yang merongga kau balut dengan gulungan kitab
Yang kau
kunyah dengan secawan anggur paling merah
Aku
ingin lagi, dan lagi
Sebelum
hari ke empat puluh
Saat engkau
datang membuahi telur yang kutanam di petak-petak tubuh
VL_02.03.2018
No comments:
Post a Comment