PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

12 February 2018

ZIARAH KE RUMAH PURBA


ZIARAH KE RUMAH PURBA
Untuk Sareng Orinbao

Dengan perut yang masih lapar tentang masalalu
Dengan kaki ingatan yang masih meraba mencari jalan pulang
Dengan mata ingin yang telah kuberi jendela kata
Aku melata di antara rumpun nama-nama suku
Di atas jejak-jejak kumal kau wariskan dari kampung Nita
Membatu di atas Cabo de Flores, menjelma dalam Nusa dan Nipa

Di sana kau kubur segala yang sudah-sudah
Bersama manik-manik yang luruh dari tubuh bersisik
Dan sarung adat yang membalut anggun Ine Pare – Tonu Wujo 
Di sana aku tiba juga:
koten rae lera matan, ikung lau lera helut
loen(g) reta lero leman(g), iür le lero meseng
ulu gheta ledja gedju, eko ghale ledja mele
ulun awo par, ikon sale kolep
kupetik kembang yang kau tanam 
dan kupeluk menjadi diriku
jadi cerita untuk yang datang nanti
di Nusa Nipa – Nusa Bunga

VL_12.02.2018

*Nita: salah satu kampung di Kabupaten Sikka, Maumere Flores, tempat lahir P. Sareng Orinbao, SVD alias P. Piet Petu yang menulis sejarah pulau Flores dalam bukunya Nusa Nipa (Penerbit Nusa Indah: 1969).

* Cabo de Flores (Tanjung Bunga): sebutan yang diberikan oleh S.M Cabot untuk menyebut wilayah paling timur pulau Flores ketika Portugis mengunjungi pulau ini. Dalam perjalanan sejarah, nama ini akhirnya menjadi „identitas“ pulau Flores. 
*Nusa: Pulau, Nipa: Ular (lebih dalam tentang tema ini lih. Sareng Orinbao, Nusa Nipa, Ende 1969)
* Ine Pare – Tonu Wujo: nama dalam mitos dewi padi. Ine Pare: untuk wilayah Flores Tengah (Ende) dan Tonu Wujo untuk wilayah Lamaholot (Flores Timur dan Lembata)
* Deskripsi tentang Nipa yang membujur dari barat pulang Flores (Manggarai) hingga ke Timur (Tanjung Bunga). Sareng Orinbao, Nusa Nipa, Ende 1969
Setap daerah memiliki ungkapan tersendiri dengan arti yang sama:
koten rae lera matan, ikung lau lera helut (bahasa Lamaholot): kepala di Timur, di terbitnya matahari, ekor di barat, di terbenamnya. 
loen(g) reta lero leman(g), iür le lero meseng (Sikka – Maumere)
ulu gheta ledja gedju, eko ghale ledja mele (Ende)
ulun awo par, ikon sale kolep (Manggarai).



Foto: Privat_Vianey Lein

No comments:

Post a Comment