KENANGAN
Julia,
Selepas perpisahan di pantai Ostia, aku terus bergulat dalam rasa dan nalar
Tentang semua cerita yang kau tulis di bibir pantai,
tentang karang yang menyayat telapak tangan
tentang buih yang menggaram luka
dan ombak yang menghapus jejak-jejak kaki kita
Tentang Tuhanmu di alun-alun Basilika Santo Petrus
Tentang harapmu di pancuran mengering Fontana di Trevi
Tentang cintamu di Piazza Venezia
Semua terasa begitu cepat berlalu - berganti alur
Julia,
Aku pun baru mengerti tentang pesanmu
Yang kau tulis pada helai musim gugur tahun ini
Kamu benar, bahwa malam-malamku akan menjadi lebih panjang
dan tetes embun di kaca jendela kamar menjadi lebih dingin
Apakah ini semata fenomena alam yang bermain pada musim yang bergulir,
atau… karena perpisahan yang memenjara masing-masing kita pada ruang dan waktu?
Julia,
Jujur harus kuakui,
bahwa momen perjumpaan yang menggetar jiwa
akan meninggalkan jejak-jejak kenangan tiada pupus
Perjumpaan itu seperti butir-butir salju yang lembut menyengatmu,
membuat jiwamu merinding, lalu menghilang
Perjumpaan itu juga seperti tetes hujan yang mencium keningmu,
mengalir membasuh jiwamu dan membawa pergi bulir-bulir air mata
Perjumpaan itu seperti hembusan sang bayu yang membelai mesra tubuhmu,
lalu mengibar senyum di wajahmu hingga kamu merasa damai
Perjumpaan itu seperti bias-bias mentari yang merangkulmu penuh kasih,
senatiasa membuka lebar tangan dan hati hingga kamu merasa tentram
Perjumpaan itu seperti gugusan bintang yang membuatmu terpesona,
menggulir pupilmu pada kumparannya lalu tinggal dalam kenangan abadi
Dan ada pula perjumpaan yang membuat masing-masing kita hanya terdiam bisu…
Julia,
perjumpaan bersamamu adalah kata yang selalu berbicara padaku,
perjumpaan bersamamu adalah tindakan yang senantiasa menggerakanku tangan dan kakiku
Perjumpaan bersamu adalah KENANGAN
******
Vianney L.
No comments:
Post a Comment