EPISODE SEBUAH PENANTIAN
Dalam hening sembahyangku malam ini
Aku merasa diriku seperti bayang-bayang keteduhan
Meminta pada kekasih kunanti
Menuliskan aku sebuah syair
Tiada yang lebih buruk selain sebuah penantian?
Atau adakah yang lebih berharga daripada sepotong asa
Hingga mata legam terbakar untuk sebuah setia?
Entahkah kekasihku datang lebih cepat
Atau mungkin terlalu terlambat dari yang kuduga,
aku tak tahu …
Jika ia telat datang dari yang kupikirkan,
yang tinggal padaku hanyalah sebuah ucapan selamat malam
yang mesti aku lupakan
juga tidurku malam ini …
dan mungkin esok pagi, aku pun tak lagi punya waktu
buat kutanya, mengapa …
Aku masih memilih
Melaju pada rel-rel ini
meski terkadang kejam menggilas
Lalu sesekali menanti pada pemberhentian
Melebur sebentar dalam harap dan ketidakpastian
Mengalir bermuara pada tujuan kerinduan kucari
Berharap kujumpa kasihku menyongsong
Tiada tanya kuragu: „Engkaukah itu Kekasihku;
atau haruskah aku menanti yang lain?
Dia kian mendekat!?
Sankt Augustin, 19. Dez 2013
No comments:
Post a Comment