Tiara,
Apakah kamu
yakin, bahwa hidup manusia saat ini adalah sebuah paradoks? Dan mungkin planet
bumi kita saat ini sudah dipadati dengan aneka paradoks yang kita bikin
sendiri.
Kita
mendirikan bangunan-bangunan megah pencakar langit, tapi rasa toleransi kita dengan
yang lain begitu kerdil.
Kita membangun
ribuan jalan tol yang panjang dan luas, tapi pandangan kita kian sempit untuk
memandang atau menengok siapa dan apa yang ada di sekitar kita.
Kita menghabiskan
begitu banyak, tapi yang kita miliki sebenarnya sedikit; selalu membeli „sesuatu
apa yang baru“, namun tidak pernah puas dan gembira dengan apa yang sudah
dimiliki.
Kita
mempunyai rumah-rumah megah dan mewah, tapi miskin „kekeluargaan“; kita
memiliki banyak tempat nyaman dan empuk untuk duduk bersenda gurau atau
meletakan kepala, namun waktu yang kita miliki untuk itu amat sedikit.
Kita
memiliki banyak tempat pendidikan dan pembinaan, tetapi tumpul dalam pemahaman
dan pengetahuan; kita memiliki banyak tempat konseling, psikolog dan para ahli,
semakin banyak problem yang kita temukan; banyak obatan dan pengobatan
alternatif, tetapi angka kesehatan tetap menurun.
Kita begitu „semangat“
merokok dan terlalu banyak minum alkohol, tetapi kehilangan rasa tanggungjawab;
sering terlambat tidur, dan bangun begitu lelah.
Kita membaca
begitu sedikit, begitu lama di depan TV, tetapi sangat jarang berdoa. Kita
mengumpulkan begitu banyak harta yang kita inginkan dan miliki, tetapi kita
merudisir nilai-nilai yang ada di balik semuanya.
Kita berbica begitu
banyak, tetapi enggan bertindak; mencintai begitu sering, tetapi selalu
membenci.
Kita tahu, bagimana
orang memenuhi kebetuhan hidupnya, tetapi tidak tahu bagaimana ia hidup.
Kita datang kepada Bulan,
Bintang dan Matahari, tetapi tidak lagi pada pintu-pintu rumah tetangga kita.
Kita menguasai dunia dengan kecanggihan IPTEK, tetapi kita melupakan “ruang”
yang ada dalam diri kita sendiri. Kita
lebih ingin melakukan hal-hal yang besar untuk popularitas, tetapi bukan untuk
sebuah nilai yang lebih baik “bonum commnune”.
Kita men-steril-kan
udara di sekitar, tetapi serentak kita mencemari “jiwa” kita sendiri. Kita
dapat memecahkan atom-atom, tetapi tidak sanggup menghancurkan pandangan negatif
tentang orang lain.
Kita menulis begitu
banyak, tetapi sebenarnya yang kita ketahui sangat minim; merencakanan begitu
banyak, tetapi sangat sedikit yang dicapai. Kita belajar, agar segala sesuatu
menjadi cepat dan instant, tetapi kita tak sabar menanti. Kita merakit komputer-komputer
yang mampu menyimpan dan meng-copy ribuan data dan informasi , tetapi kita
kehilangan kontak dengan sesama.
Tiara, inilah waktu kita, bukan?***
(Saduran dan Terjemahan Bebas dari Pemikiran George Carlin, Seorang Aktor Film dan Komedi Amerika Serikat)
No comments:
Post a Comment