Litani Seorang Pejuang HAM
Mengapa aku menutup mata ketika aku tertidur
Ketika aku menangis, ketika aku membayangkan sesuatu
Karena hal yang sangat indah tidak terjadi di duniaku
Panggillah aku “singa lapar”
Aku lapar dan dahaga dengan daging dan darah
Dari pencuri keadilan yang bersarang di ranting birokrasi
Pada lorong kampung
Mereka melabur aib
Dan menebar jala di genangan air mata
Bagaimana bisa kamu berharap
Bunga tumbuh di tanganmu
Jika nalurimu adalah sebuah gunung api yang menyala
Bagaimana bisa tanganmu kau angkat untuk memberkati
Jika jemarimu masih menggenggam erat emas dan perak
Para bandit politik memahkotakan aku untuk dikurbankan
Ragaku dibanting
Membakarku di atas bara api
Sajian berhala bagi sang Raja
Biarlah darahku mencair menganak sungai
Yang menyanyikan melodi surgawi
Melantunkan syair kehidupan:
“Tuhan, aku tidak memiliki musuh
Namun bila aku harus memilikinya
Ijinkan kekuatanku sama dengan kekuatannya
Agar kebenaran sendiri yang akan menang”
*Puisi ini meraih juara III dalam Sayembara Tahun STFK menulis.2009
No comments:
Post a Comment