"Mandait" (bahasa batak) berarti: memungut, mengumpulkan. "Morit" (bahasa Lamaholot-Flores Timur) yang berarti: Hidup, Kehidupan. "Mandait Morit" merupakan sebuah narasi kehidupan yang dipungut-dikumpulkan di jalan waktu, yang tercecer di ruang-ruang kehidupan untuk dibagi, dikisahkan, baik dalam bentuk teks, audio maupun audio-visual, sebagaimana moto Mandait Morit: Berbagi KISAH, Berbagi KASIH. Gedankensplitter | Yang Tercecer | Mandait Morit
Labels
- ANTOLOGI PUISI 2010 (3)
- CATATAN LEPAS (40)
- Chord (1)
- Galeri LenSA (10)
- GEDICHTE (16)
- Goodnes of God (1)
- Güte von Gott (1)
- LAGU/LIEDER (6)
- Link Sastra (4)
- Lirik (1)
- OPINI (61)
- PRESSE (7)
- PUSTAKA LAMAHOLOT (9)
- RENUNGAN (19)
- Ruang Puisi (191)
- SERAMBI PARA PAKAR (11)
- WISSENSCHAFT (8)
PENULIS - AUTOR
- Gedankensplitter | Yang Tercecer | Mandait Morit
- Gera, Thüringen, Germany
- Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman
SUARA - KODA
KODAPana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.
24 May 2011
Mengenang Korban Tsunami Jepang
Mengenang Korban Tsunami Jepang
Untaian doaku patah pada tepian karang
dan tiang layar pun patah
menudung aku dan kekasih
menggulung rindu hingga ke dasar samudera
lalu kita terhempas di atas pasir tiada jejak
Kasihku,
candi dan lengkung romaneska
yang kita bangun dulu dari butiran pasir
tidak lagi kulihat
dan lukisan bingkai jantung dari telunjuk kita
juga tak lagi kutemukan
jejak kita berkejaran
lenyap pula
Kita kehilangan kenangan
kasihku,
mari kembalikan rindu ini pada langit
dan biarlah kita mati sebagai orang asing
Vianney Leyn
Sankt Augustin, 14 Maret 2010
SYAIR DI PERAPIAN
DI PERAPIAN
terseok-seok pada lelorongan
yang telah kuretas lama sudah
atas nama sebuah pencaharian
dan hasratku terbentur
pada palang apimu
Katamu
tapakku membuncah nanah
dari pori-pori ketulian
ada kerikil yang masih tertinggal pada lekuk jejak nafas
dan labirin manusiawiku
tersobek sematan onak
Kutekuk kesal pada perisaimu
kutanggal hati yang telah koyak
kukatup rindu pada diri
ingin bersamamu dalam tidur malamku
mengejar mimpi malam kemarin yang belum usai
dan serat budiku tersangkut pada pucuk-pucuk keterbatasan
memahami keagungan cintamu
Aku di perapianmu
malam dingin ini
Malam Anbetung,
Sarkofagus St. Arnoldus Janssen di Steyl - Belanda Sankt Augustin, 030211
PADA SEBUAH BUKIT
PADA SEBUAH BUKIT
Senja menggurat sunyi
pada tikungan kegelisahan nurani
mematuk sepi pada ranting musim dingin
tiada suara yang singgah di jalan
cuma bait puisi
yang kugores di daun gugur musim ini
terselip di antara butiran salju
mengunduk rindu kelopak kembang
Berharap angin timur segera datang
membelai kata menjelma
menatap pucuk ditinggal patah
bersama berpeluk rasa
berpagut asmara pada bumi berurai
Sankt Rupert,
Bischofshofen - Österreich
070211
Subscribe to:
Posts (Atom)