MERAWAT NUBA DARI PINGGIR
(Sebuah „Laudatio“ untuk Para Pembersih Sampah di TPAS Nuba)
Gretta Thunberg - Aktivis Cilik Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim -©Kleine Zeitung |
Belum lama ini publik internasional,
secara khusus lembaga jaringan kerja United Nation untuk perubahan iklim
dihebohkan oleh berita tampilnya Greta Thunberg, seorang aktivis muda
lingkungan hidup dan perubahan iklim. Greta yang baru berusia 16 tahun itu
sering tampil bersama teman-teman sekelasnya serta para simpatisan lainnya pada
program „Jumatan“ kampanye lingkungan hidup dan perubahan iklim. Tidak heran,
gadis kecil asal Swedia ini pernah tampil di atas panggung UN dalam sebuah konferensi
perubahan iklim. Dari balik mimbar Greta kecil lantang membawakan orasi di
hadapan para tokoh politik internasional yang hadir dalam konferensi dunia
tentang perubahan iklim di Kattowitz, Polandia, Desember 2018 silam.
Kemunculan dan gerak peruabahan
aktivis muda ini tidak hanya mendapat dukungan atau sambutan positif dari
banyak orang, tetapi juga menuai kritik yang tidak sedikit. Ada yang mengangkat
„jempol“ melayangkan pujian dan
menggangguk kagum, tapi juga ada sinisme dan suara pesimisime yang dialamatkan
kepada Si Greta kecil, bahwa ia ditunggangi oleh kepentingan politik yang
berada di baliknya, bahwa kampanye yang digalakannya hanyalah sebuah utopi,
bahkan sampai pada mencurigai, bahwa gadis kecil itu mendereta kelainan psikis.
Namun, semuanya itu tak mampu menghalangi langkah juang atau pun melumpuhkan
taring keberaniannya untuk terus bersuara dan beraksi.“Anda hanya berbicara tentang pertumbuhan ekonomi yang terus
berlanjut, karena Anda takut kehilangan popularitas. Bagi saya, apa yang saya
lakukan bukanlah untuk mengejar popularitas. Yang terpenting bagiku adalah
keadilan dalam seluruh diskursus tentang perubahan iklim serta nilai-nilai
kehidupan dari plante-planet. Peradaban kita hanya dikorbankan untuk
kepentingan segelintir orang yang hanya ingin memiliki lebih banyak uang.
Itulah deretan penderitaan banyak orang untuk membayar glamour kehidupan
segelintir orang“, demikian Gretta dalam pidatonya.
TPAS sebelum dibersihkan ©VoxNTT |
Beberapa hari lalu Ison Kean
memposting beberapa foto Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) milik pemerintah
Kabupaten Flores Timur yang berlokasi di pinggiran pantai Nuba, Desa
Mokantarak. Foto-foto itu menghadirkan suatu realitas yang lain dari yang
sudah-sudah, sebagaimana yang saya baca di media atau melihatnya secara langsung
saat liburan bulan Oktober tahun silam. Terus terang, bagi saya foto-foto itu memberi
kesan kelegahan tersendiri karena ia mewartakan NUBA yang bersih dan asri
seperti sediakala saat masih kecil. Oleh karena itu, saya pribadi dan tentu
kita semua perlu merasa berterima kasih dan bangga atas inisiatif dan semangat
gotong royong yang telah diwujudnyatakan dan membuahkan hasil ini. Aksi ini
sesungguhnya merupakan sebuah interupsi bagi para pebisnis dan politisi yang
kurang melihat lingkungan sebagai tema yang simpatik bagi publik. Dari pinggiran
jalan mereka telah merawat NUBA. Dari pinggir kehidupan yang mungkin luput dari
perhatian pemerintah, mereka rela dan bersedia datang ke NUBA, yang adalah juga
pinggiran kota.
Pinggiran Pantai Nuba-Kini ©Ison Kean |
Semoga aksi dari pinggiran ini
dapat merambat sampai ke jantung kota, mampu membuka mata dan hati semua kita untuk
mencintai lingkungan dan memberi perhatian serius baginya. Dengannya, mereka
hendak mengetuk pintu hati Ribu Raut Lewo Tana untuk tetap merawat dan menjaga
lingkungan alam. Jiwa yang „sadar lingkungan“ ini mesti ditenun sejak dini, baik
di keluarga maupun di sekolah dan masyarakat.
Kita berharap, kiranya ke depan NUBA
menjadi salah satu tempat wisata buat warga Desa Mokantarak dan tentu bagi
seluruh masyarakat Flores Timur. Dan di atas segala harap, kita semua bersatu
hati dan bergandeng tangan untuk MELAWAN segala aksi pencemaran lingkungan dan
pengrusakan alam, tanpa mesti dibayar sepeser pun, tanpa peduli sinisme maupun pesimisme
tentang utopi.
NUBA kini telah berubah
Pengap asap dan bau tengik sampah
jangan lagi jadi musibah
Ke sana jangan kau tumpuk wabah
Biarlah ini jadi amanah
Agar hidup bawa barokah
Salam ke Nuba
Vian Lein, Jerman 28.03.2019.
No comments:
Post a Comment