PENULIS - AUTOR

My photo
Gera, Thüringen, Germany
Pernah Belajar Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Sekarang Mahasiswa pada Philosophisch-Theologische Hochschule SVD St.Augustin - Jerman

SUARA - KODA

KODA

Pana mai tada lewung, gawé mai tiru tana.
Pana éka sépat lewo, gawé éka sigan tana.

Gelekat tuén Lera Wulan, gewayang golén Tana Ékan.
Beta doré doan-doan, bauk tematan léla-léla.
Nubung nala méi menung, barang nala raa loma.

28 July 2012

LATONA


Latona*, kekasihku...

Mari beranjak ke kampung terpencil sunyi
di sana ilalang akar membumi
dan hasrat kita pijak menghijau
menjunjung musim tiada tentu


Latona, kekasihku...
Tebangkan daku sebatang jati
kumpulkan batu di kali mati
dan dirikan aku pondok
beratap jerami
berdinding gaunmu anggun
untuk mentari di malam hari


Juga sumur bagi rembulan
untuk berkaca
biar tak menghilang
seperti di bentang samudera

Sankt Augustin, den 15 Mai 2012


Vianney Leyn




* Nama Latona atau Leto diambil dari mitologi Yunani, yang merupakan putri Titan Phoebe dan Coeus. Zeus memang mencintainya, namun ketika hendak melahirkan anak yang dikandungnya, Zeus meninggalkannya karena takut akan amarah Hera. Seluruh negeri dan pulau itu pun takut dengan alasan serupa sehingga mereka menolak menerimanya dan memberinya tempat tinggal untuk melahirkan sang bayi. Letona terus mengembara hingga akhirnya tiba di sebuah pula kecil mengapung karena tidak memiliki dasar/fondasi. Pulau itu bergerak mengapung ketika angin menerpa dan ombak datang melanda. Pulau itu( disebut Delos) dengan ramah menyambut Latona, dan pada saat itu muncul empat tiang dari bawah laut dan menyangga pulau itu untuk selamanya. Di sanalah Latona melahirkan anaknya Artemis dan Phoepus Apollo. Beberapa tahun kemudian di pulau itu dibangun sebuah kuli megah untuk Dewa Apolo dan didatangi manusia dari berbagai penjuru bumi (Edith Hamilton: Mitologi Yunani, 2011:291.)

No comments:

Post a Comment